Resume: Perlengkapan dan Peralatan Teknis Kultur Jaringan Tumbuhan

Resume
Perlengkapan dan Peralatan Teknis Kultur Jaringan Tumbuhan
By: Sari Rahmah Handayani 

Fasilitas pada laboratorium kultur jaringan dibagi dalam beberapa bagian yang memiliki fungsi dan syarat yang berbeda. Laboratorium ini harus dirancang secara khusus karena terdapat ruang yang steril. Ruang di dalam laboratorium kultur jaringan dikelompokkan menurut macam kegiatan dan persyaratan ruangnya. Ruang di dalam laboratorium terbagi menjadi ruang tidak steril, ruang tidak mutlak steril, dan ruang mutlak steril. Ruang tidak steril terdiri dari ruang tamu, ruang administrasi, ruang staf, kamar mandi, ruang ganti pakaian, ruang penyimpanan bahan kimia dan alat-alat dari gelas, ruang preparasi, ruang penimbangan dan sterilisasi, rumah kaca. Ruang tidak mutlak steril terdiri dari ruang inkubator, ruang planlet, ruang shaker dan entkas.Alat-alat laboratorium kultur jaringan diantaranya yaitu laminar air flow cabinet, entkas, rotating shaker, autoklaf, timbangan analitik, stirer, centrifuge, erlenmeyer, gelas ukur, gelas piala, petridish, jarum injeksi, pipet, dan pengaduk, pinset dan skalpel, tabung reaksi dan corong, alat pembangkit medan listrik untuk fusi protoplas, blender untuk melumatkan bahan organik untk membuat medium, refrigerator, freezer, homogenizer, mikroskop, kamera, keranjang botol eksplan, dan meja dorong (Hendaryono dan Wijayani, 1994).
Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan harus memiliki kriteria diantaranya yaitu: aman, bersih, serta memiliki organisasi dan penataan ruang yang sesuai. Pembagian ruangan pada laboratorium terdiri dari: ruang persiapan, ruang transfer (inokulasi) atau ruang steril, ruang kultur (inkubator dan ruang plantlet), serta ruang aklimatisasi. Ruang persiapan digunakan sebagai tempat untuk mempersiapkan eksplan, medium, dan alat-alat. Ruang persiapan dibagi menjadi beberapa ruangan kecil yaitu: alat dan medium, alat-alat gelas, bahan-bahan kimia dan pembuatan media, ruang timbang dan ruang stok, dan tempat pencucian. Persiapan eksplan yang dilakukan meliputi pencucian, pemotongan/pembuangan bagianbagian tanaman yang tidak dipergunakan serta perlakuan awal untuk mengurangi kontaminan yang ada dipermukaan tanaman. Persiapan medium meliputi penimbangan bahan kimia medium, pengenceran medium, penuangan kedalam wadah kultur dan sterilisasi. Sesuai dengan fungsinya, fasilitas yang dibutuhkan didalam ruangan ini adalah meja tempat meletakkan alat-alat pemanas, meja untuk alat-alat timbang, meja untuk bekerja dan tempat mencuci, semua meja adalah kongkrit (statis dari beton) dan beralas porselin.
Ruang transfer (inokulasi) atau ruang steril merupakan ruang dimana semua kegiatan aseptis dimulai. Pelaksanaan harus terstruktur dengan benar dan kebersihan harus dijaga. Pada ruang ini dilakukan kegiatan sterilisasi, isolasi, penanaman, sub kultur, dan sterilisasi medium dengan ultrafiltrasi. Ruang inkubasi atau ruang kultur merupakan ruang besar dengan kemungkinan perluasan bila diperlukan. Tempat ini digunakan untuk memelihara eksplan yang telah ditanam pada medium secara aseptis. Ruangan ini mutlak harus steril, sehingga sedapat mungkin bebas dari debu dan hewan kecil, dinding ruangan dilapis porselin atau bahan lain yang kedap air dan mudah dibersihkan. Ruangan ini juga dilengkapi dengan tempat cuci tangan sehingga memudahkan petugas yang akan memulai dengan pekerjaan aseptis, pengatur suhu (AC), lampu Ultra Violet dan lampu TL biasa. Ruang transfer harus terisolir sedemikian rupa tetapi masih dapat berhubungan dengan ruang stok, ruang inkubasi dan ruang mikroskop. Pintu penghubung harus selalu dalam keadaan tertutup. Pada ruang tersebut terdapat rak bertingkat (3-4 tingkat) dengan lampu fluorescent maupun tidak. Jarak tingkat yaitu 40-50 cm dan jarak antar rak diatur sehingga lalu lintas menjadi mudah. Lingkungan fisik diatur seperti suhu dan cahaya sehingga menunjang pertumbuhan yang optimal. Cahaya yang digunakan biasanya berasal dari lampu fluorescent dan harus efisien terhadap energi. Intensitas cahaya yang digunakan yaitu 1000-4000 lux/ 100-400 foot candle dan jarak dari tabung kult yaitu 40-50 cm. Lama penyinaran tumbuhan plantlet yaitu 14-16 jam. Temperatur AC yang digunakan yaitu sekitar 25ºC-28ºC dan terkadang menggunakan suhu rendah sekitar 18º-20º sehingga diperlukan adanya growth chamber yang dapat diatur suhu dan pencahayaannya.
Pada ruang aklimatisasi, sebelum ditanam di lapangan, plantlet perlu diaklimatisasi terlebih dahulu. Pada laboratorium dapat ditambahkan ruang mikroskop yang digunakan untuk melakukan pengamatan dan analisa selama kultur berjalan. Mikroskop yang digunakan yaitu mikroskop binokuler (stereoscope), mikroskop inverted, dan mikroskop fluorescent. Alat fotografi yang digunakan yaitu mikromanipulator untuk fusi protoplas dan microinjection. Ruangan ini harus senantiasa kering/tidak lembab dan bersih, untuk pengoperasian fluorescent microscope, diperlukan ruangan yang gelap total. Meja kongkrit (dari beton) untuk tempat meletakkan mikroskop diperlukan didalam ruangan ini.
 
Gambar 1. Skema Umum Laboratorium Kultur Jaringan (Elisa UGM, 2019)

Sumber:
Elisa UGM. 2019. Perlengkapan dan Peralatan Teknis Kultur Jaringan. https://elisa.ugm.ac.id/. Diakses pada tanggal 25/8/2019.
Hendaryono, D. P. S. dan A. Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan, Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern. Kanisius. Yogyakarta, Hal.36-55.

Comments

Popular posts from this blog

Tembang Macapat (ciri-ciri macapat, urutan (jenis) macapat, manfaat macapat, paugeran macapat)

50 SOAL MANAJEMEN PILIHAN GANDA DAN JAWABAN

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUKTIAN ADANYA SENYAWA KARBON (C) DALAM SENYAWA ORGANIK