Posts

Showing posts from September, 2019

Resume: Teknik Aseptis

Image
Resume Teknik Aseptis By: Sari Rahmah Handayani Kondisi aseptis merupakan kondisi bebas dari mikroorganisme seperti fungi, bakteri, yeast, virus, mikoplasma, dan lain sebagainya. Kondisi aseptis atau steril harus dipenuhi oleh eksplan, peralatan, dan proses pengerjaan kultur. Pertumbuhan mikroorganisme tersebut umumnya lebih cepat dibandingkan pertumbuhan jaringan tumbuhan, sehingga dapat menghambat pertumbuhan eksplan. Hambatan dalam pelaksanaan Kultur Jaringan Tumbuhan adalah kontaminasi yang dapat terjadi selama prosedur maupun tahapan pengerjaan maupun selama pemiliharaan. Kontaminasi mikrobia mengakibatkan berkurangnya hara, menghasilkan senyawa toksik, dan memakan eksplan. Mikrobia terdapat dalam jumlah yang banyak. Mikrobia bereproduksi dengan cepat dan mempunyai aktivitas metabolisme yang tinggi. Sterilisasi dalam pelaksanaan Kultur Jaringan Tumbuhan terdiri dari sterilisasi ruang kerja, medium dan alat-alat, serta eksplan. Seluruh bagian ruang kerja harus steril da

Resume: Medium Kultur Jaringan

Image
Medium Kultur Jaringan Tumbuhan Edubio.info Resume Medium Kultur Jaringan By: Sari Rahmah Handayani Salah satu penentu keberhasilan pelaksanaan kerja Kultur Jaringan Tumbuhan adalah pemberian nutrisi   dalam   jumlah dan  perbandingan yang benar pada medium .   Pemilihan medium  tergantung pada jenis tanaman, tujuan ,  dan perhitungan peneliti . Contoh  medium tersebut diantaranya yaitu: M S dan  LS untuk kalus & regenerasi (umum) , B5 (Gamborg) untuk susp sel leguminosae , V acin W ent   dan  Knudson C untuk   anggrek , Kao dan Michayluk untuk protoplas Cruciferae, Graminae dan Leguminosae . Medium yang umum digunakan dalam kultur jaringan adalah medium padat, medium semi padat, dan medium cair. Media yang umum digunakan dalam propagasi adalah semi-solid dengan cara menambahkan agar. Media tersebut digunakan karena eksplan yang ekcil mudah terlihat dalam media padat, selama kultur eksplan tetap berada pada oerientasi yang sama, eksplan berada di atas permukaan m

Resume: Perlengkapan dan Peralatan Teknis Kultur Jaringan Tumbuhan

Image
Resume Perlengkapan d an Peralatan Teknis Kultur Jaringan Tumbuhan By: Sari Rahmah Handayani  Fasilitas pada laboratorium kultur jaringan dibagi dalam beberapa bagian yang memiliki fungsi dan syarat yang berbeda. Laboratorium ini harus dirancang secara khusus karena terdapat ruang yang steril. Ruang di dalam laboratorium kultur jaringan dikelompokkan menurut macam kegiatan dan persyaratan ruangnya. Ruang di dalam laboratorium terbagi menjadi ruang tidak steril, ruang tidak mutlak steril, dan ruang mutlak steril. Ruang tidak steril terdiri dari ruang tamu, ruang administrasi, ruang staf, kamar mandi, ruang ganti pakaian, ruang penyimpanan bahan kimia dan alat-alat dari gelas, ruang preparasi, ruang penimbangan dan sterilisasi, rumah kaca. Ruang tidak mutlak steril terdiri dari ruang inkubator, ruang planlet, ruang shaker  dan entkas. Alat-alat laboratorium kultur jaringan diantaranya yaitu laminar air flow cabinet , entkas , rotating shaker , autoklaf, timbangan analitik, stir

Resume: Sejarah Perkembangan dan Manfaat Kultur Jaringan Tumbuhan

Image
Resume Sejarah Perkembangan dan Manfaat Kultur Jaringan Tumbuhan KJT (Wikipedia) Pada tahun 1898 (publikasi 1902) terdapat penelitian mengenai sel tumbuhan bersifat totipoten yang diteliti oleh Gottlieb Haberlandt seorang ahli botani dari Jerman. Percobaan yang dilakukan yaitu isolasi sel daun Lamium purpureum , Erythronium , Ornithogalum , dan  Tradescantia  tetap viabel dalam waktu beberapa minggu, tetapi sel tidak membelah. Hal tersebut dikarenakan sel yang sudah terdiferensiasi, medium yang digunakan sangat sederhana, tidak menggunakan Zat Pengatur Tumbu (ZPT), dan percobaan yang dilakukan tidak aseptis. Sejarah penelitian tentang kultur organ dan jaringan tumbuhan dilakukan pada tahun 1928-1930 oleh Went & Thiman mengenai auksin. Pada tahun 1955 oleh Miller dan teman-temannya tentang Sitokinin. Pada tahun 1939 oleh White percobaannya mengenai penumbuhan potongan ujung akar Licopersicon esculentum  pada medium cair (garam-garam organik, ekstrak yeast dan sukrosa

Journal Review: Anatomical Characters of The Medicinal Leaf and Stem of Gymnanthemum amygdalinum (Delile) Sch.Bip. ex Walp. (Asteraceae)

Image
Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences Journal Reviewed by Sari Rahmah Handayani ( Terindeks Scopus Q2) Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences  Karakter Anatomi Daun dan Batang Tanaman Obat dari Gymnanthemum amygdalinum   (Delile) Sch.Bip. ex Walp. (Asteraceae) Anatomical C haracters of T he M edicinal L eaf and S tem of   Gymnanthemum amygdalinum (Delile) Sch.Bip. ex Walp. (Asteraceae) Journal Authors : Márcia do Rocio Duarte, Ariane Gonçalves Silva Gymnanthemum amygdalinum  (Delile) Sch.Bip. ex Walp. (Asteraceae) atau dikenal sebagai Vernonia amygdalina  Delile merupakan semak kecil yang biasa disebut dengan bitterleaf . Di Brazil, spesies ini disebut alumã , boldo  atau alcachofra . Spesies tersebut mempunyai batang tegak yang diselimuti rambut putih, daun berbentuk ovate-lanceolate  hingga elliptic-lanceolate dengan petiole yang pendek, dan berwarna krem kehitaman. Tanaman ini dapat tumbuh hingga ketinggian 3m di daerah tropis. Tanaman ini me