Journal Review: Anatomical Characters of The Medicinal Leaf and Stem of Gymnanthemum amygdalinum (Delile) Sch.Bip. ex Walp. (Asteraceae)
Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences |
Journal Reviewed by Sari Rahmah Handayani
(Terindeks Scopus Q2)
Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences
Karakter Anatomi Daun dan Batang Tanaman Obat dari Gymnanthemum amygdalinum (Delile) Sch.Bip. ex Walp. (Asteraceae)
Anatomical Characters of The Medicinal Leaf and Stem of Gymnanthemum amygdalinum (Delile) Sch.Bip. ex Walp. (Asteraceae)
Journal Authors: Márcia do Rocio Duarte, Ariane Gonçalves Silva
Gymnanthemum amygdalinum (Delile) Sch.Bip. ex Walp. (Asteraceae) atau dikenal sebagai Vernonia amygdalina Delile merupakan semak kecil yang biasa disebut dengan bitterleaf. Di Brazil, spesies ini disebut alumã, boldo atau alcachofra. Spesies tersebut mempunyai batang tegak yang diselimuti rambut putih, daun berbentuk ovate-lanceolate hingga elliptic-lanceolate dengan petiole yang pendek, dan berwarna krem kehitaman. Tanaman ini dapat tumbuh hingga ketinggian 3m di daerah tropis. Tanaman ini mempunyai manfaat di bidang kesehatan. Pada pengobatan tradisional, organ dari G. amygdalinum sering digunakan sebagai antipretik, laksatif, antimalaria, dan anthelmintic. Penelitian lain menunjukkan adanya kandungan antioksidan, antimikrobia, antiparasit, antidiabetik, dan antihipertensif. Hasil analisis kimia dari daun dan batang ditemukan beberapa kelompok metabolit yang berbeda, seperti: sesquiterpene lactones, saponins, polyphenols, dan flavonoids. Tujuan penelitian dari jurnal ini yaitu untuk mengetahui karakter anatomi dari daun dan batang G. amygdalinum, berkontribusi untuk menambah pengetahuan mengenai tanaman G. amygdalinum, dan memudahkan dalam identifikasi tanaman. Hal tersebut dikarenakan terdapat banyak laporan mengenai komponen bioaktif dan aktivitas farmakologis dari spesies ini, namun informasi mengenai struktur anatomi masih sedikit.
Pada penelitian ini digunakan pendekatan dan metode yang sudah ada. Author melakukan penelitian dengan mengamati karakter anatomi batang dan daun G. amygdalinum dengan teknik standar untuk mikroskop cahaya, uji histokimia, dan eksaminasi scanning elektron. Sampel dari Gymnanthemum amygdalinum (Delile) Sch.Bip. ex Walp. (Asteraceae) dikoleksi dari Palotina, Paraná, Brazil (koordinat 24o17’S dan 53o40’W, dan altitude 290m) pada Februari 2005. Spesies ini diidentifikasi dengan herbarium curator Osmar dos Santos Ribas di Museu Botânico Municipal de Curitiba. Preparat semipermanen dibuat dengan metode freehand secara transversal dan longitudinal. Digunakan daun dan batang yang sedang berkembang yaitu sepanjang 5-30 cm dari ujung tanaman. Difiksasi secara kimia dengan FAA70 dan dipreservasi dalam ethanol 70%. Pada pengamatan anatomi, daun (tiga terbawah) dan batang muda disiapkan berdasarkan teknik standar untuk mikroskop cahaya, termasuk uji histokimia, dan SEM. Uji histokimia dengan Sudan III untuk substansi lipofilik, ferric chloride untuk senyawa fenolik, lugol untuk pati, hydrochloric phloroglucin untuk lignin, dan pengenceran larutan sulphuric acid untuk kristal kalsium. Pada SEM, fragmen yang difiksasi didehidrasi dengan ethanol bertingkat. Hasil sayatan diwarnai dengan astra blue dan basic fuchsine. Pada preparat permanen, bahan ditanam dalam glycol-methacrylate, diiris dengan rotary microtome, dan diwarnai dengan toluidine blue.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini berupa gambar hasil pengamatan dengan mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Hasil dari penelitian pada jurnal ini yaitu pada daun terdapat trikoma glandular dan non glandular pada kedua lapisan epidermis. Trikoma kelenjar berbentuk kapit, dengan kepala biseluler dan pedicel pendek serta terletak pada depresi kecil dari epidermis. Trikoma non glandular relatif lebih banyak, berbentuk panjang, multiseluler, uniseriate, serta memiliki sekitar 5-15 sel dan sel apikal berbentuk memanjang. Pada epidermis terdapat kutikula. Pada tampak depan, sel-sel epidermis bergelombang di sisi adaksial dan abaksial. Terdapat stomata anomositik di kedua sisi. Pada bagian transversal, epidermisnya tidak menyatu dan posisi stomata sama atau lebih tinggi dari sel-sel di sekitarnya. Mesofil bertipe dorsiventral yang biasanya meliputi satu lapisan parenkim palisade dan 5-7 baris parenkim bunga karang. Pelepah dan tangkai daun memiliki bentuk plano-convex. Beberapa kristal dari kalsium oksalat berbentuk drussen yang terletak dekat dengan berkas pengangkut. Batang berbentuk bundar dalam potongan melintang. Pada epidermis batang terdapat trikoma kelenjar dan non-kelenjar. Pada korteks terdapat beberapa lapisan kolenkim dan batas dalam tersusun dari endodermis yang khas. Pada berkas pengangkut, xilem terlignifikasi dan terdapat sklerenkim yang berdampingan dengan floem.
Pada bagian pembahasan dan diskusi telah menjawab pertanyaan dari bagian pendahuluan yaitu aspek utama yang menjadi ciri G. amygdalinum adalah stomata pada kedua permukaan daun, karakter pelepah dan tangkai daun, endodermis, topi sklerenkimatik pada batang, dan trikoma. Karakter anatomi ini relevan untuk identifikasi spesies obat ini, sehingga menunjang kajian farmakognostik. Pada penelitian ini berkontribusi dalam menyumbang data karakter anatomi dari tanaman G. amygdalinum sehingga dapat digunakan dalam bidang taksonomi. Semakin banyak data yang tersedia maka semakin mudah dalam mengidentifikasi tanaman obat tersebut dan menunjang dalam bidang farmakologis. Hal yang menjadi masalah dalam penelitian ini yaitu masih kurangnya data mengenai anatomi tanaman G. amygdalinum, sehingga data pembanding tergolong kurang. Data anatomis pada genus Gymnanthemum tergolong kurang, sehingga perbandingan harus dibuat dengan taksa terkait yaitu dengan spesies Vernonia. Faktor lingkungan juga dapat memengaruhi karakter anatomi dari tanaman tersebut, sehingga menambah variasi dari karakter anatomi batang dan daun G. amygdalinum. Hal tersebut seharusnya bisa diatasi dengan pengambilan sampel tanaman pada lokasi yang berbeda. Pada penelitian ini hanya digunakan sampel dari satu lokasi saja, sehingga data pembanding kurang. Pada jurnal ini, penyajian sudah baik dan mudah dimengerti. Referensi yang digunakan pada paper ini tergolong up to date dan menunjang terhadap penelitian yang dilakukan. Diharapkan penelitian ini menjadi salah satu acuan dalam mempelajari tanaman obat G. amygdalinum dan kedepannya dapat dikembangkan lebih jauh lagi, sehingga pemanfaatan dari tanaman ini menjadi lebih optimal.
Comments
Post a Comment