Kultur Mikroalga

Resume
Kultur Mikroalga

Mikroalga disebut juga dengan fitoplankton. Mikroalga merupakan produsen primer di perairan. Mikroalga berperan dalam fotosintesis untuk memproduksi senyawa kompleks. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mengkultur mikro-alga yaitu stok kultur harus steril (bacteria free) untuk kebanyakan species dan bebas kontaminasi species mikroalga lain, jamur, maupun protozoa. Teknik sterilisasi mikroalga dilakukan dengan cara pasteurisasi pada suhu 80oC dan didinginkan secara alamiah. Sterilisasi juga dapat dilakukan dengan autoclave, Hydrochloric acid, dan Sodium Hypochlorite (bleach).Teknik kultur mikroalga dikelompokkan berdasarkan skala produksi ada 3 yaitu: skala laboratorium, skala semi massal, dan skala massal.
Teknik kultur mikroalga dikelompokkan menjadi indoor atau outdoor, open dan closed, axenic atau xenic, batch, semicontinuous, dan continuous. Kultur indoor memudahkan untuk mengontrol cahaya, suhu, kadar nutrisi, kontaminasi oleh alga kompetitor. Kultur outdoor memberikan masalah dalam memelihara kultur mikroalga yang spesifik dalam waktu yang lama. Open culture seperti tangki atau kolam yang tidak ditutup dan lebih mudah terkontaminasi. Closed culture seperti tabung, flask, carboys, dan kantong serta tidak mudah terkontaminasi karena tertutup. Axenic (steril) atau xenic mempunyai kelebihan yaitu kultur axenic bebas dari organisme asing seperti bakteri dan kekurangannya yaitu tidak praktis untuk pelaksanaan secara komersil. Pada teknik batch, inokulasi sel ke dalam medium nutrisi hanya dilakukan satu kali. Pada semi continuous dapat dilakukan secara indoor maupun outdoor serta pemanenan periodik diikuti dengan menambahkan nutrien ke dalam volume kultur semula. Pada teknik continous, suplai air (laut) bernutrisi secara kontinu dipompa ke dalam tangki pertumbuhan, dan buangan kultur secara simultan dibasuh. Laju pertumbuhan kultur mikroalga dapat mendekati laju pertumbuhan yang maksimum. Pada kultur turbidostat, konsentrasi mikroalga dijaga pada level tertentu dengan mengencerkan kultur dengan medium baru secara otomatis. Pada kultur chemostat,  laju penambahan medium baru diatur sedemikian rupa sehingga laju pertumbuhan mikroalga konstan (bukan kepadatan mikroalga).
Faktor yang memengaruhi pertumbuhan mikroalga yaitu media kultur serta unsur makro dan mikro nutrien yang terkandung, cahaya (optimum pada intensitas cahaya 2000-8000 lux), suhu (25C-32C), pH (8-8,5), kandungan CO2 (bebas pemberian aerasi melalui blower), salinitas (optimum 25-35%) dan kondisi lingkungan harus terkendali.

Referensi:
Elisa UGM. 2019. Medium Kultur Jaringan Tumbuhan. https://elisa.ugm.ac.id/. Diakses pada November 2019.
Yanuhar, U. 2016. Mikroalga Laut Nannochloropsis oculata. UB Press. Malang, Hal. 4-83.

Comments

Popular posts from this blog

Tembang Macapat (ciri-ciri macapat, urutan (jenis) macapat, manfaat macapat, paugeran macapat)

50 SOAL MANAJEMEN PILIHAN GANDA DAN JAWABAN

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUKTIAN ADANYA SENYAWA KARBON (C) DALAM SENYAWA ORGANIK